White Room Torture

Pernahkah kalian membayangkan untuk tinggal di sebuah  ruangan yang keseluruhannya berwarna putih?, mungkin untuk waktu sesaat tidak begitu masalah, namun bagaimana jika untuk waktu yang lama ditempat tersebut? tidak ada warna lain selain putih, terasa sangat monoton dan membosankan bukan. Bahkan mungkin akan sangat menyiksa, begitulah kurang lebihnya ketika mendapati hukuman yang bernama White Torture.

Dimana sitahanan dimasukan kedalam ruangan yang serba putih, mulai dari dinding, lantai, tempat tidur, lampu dan apapun yang ada di ruangan tersebut, sampai baju tahanan yang berwarna putih. Bahkan untuk makan, tahanan akan diberikan nasi putih diatas piring putih

Selama berada didalam ruangan tersebut, tahanan akan benar-benar merasa terisolasi. Pasalnya tidak akan ada orang didalam ruangan ituselain tahanan. Ia tidak bisa bicara kepada siapapun selain dirinya sendir. Bagaimana kalo mau ke toilet? disitu tahanan diharuskan untuk menyelipkan ketas putih dari bawah pintu, dan penjaga yang mengantarnya juga tidak diperbolehkan berbicara dengn tahanan. Agar tidak menimbulkan suara, para penjaga mengenakan sendal empuk yang meredam bunyi.

Tujuan metode hukaman ini memang tidak menyerang fisik, namun efeknya lebih terasa pada otak, untuk menyiksa psikologis dan mengurangi sensorik para tahanan. Ruangan yang di selimuti warna putih ini akan menanmkan rasa takut dan cemas berlebih, yang dalam prosesnya bisa membuat tahanan merasa kehilangan identitas dirinya. Ia tidak akan ingat siapa dirinya, keluarganya, dan menjadi sangat sensitif dengan warna putih.

Di zaman modern, metode hukaman White Torture digunakan oleh Garda Revolusi Iran di sebuah pusat penahanan rahasia. Walaupun ada bukti bahwa inteleijen Venezuela dan Amerika Serikat juga menggunakanya. 

Gambar orang tersebut adalah Amir Fakhravar ia salah satu wartawan yang pernah dijebloskan ke dalam ruangan ini. Ia menjelaskan bahwa metode yang dialaminya sangatlah tidak manusiawi. Kasusnya juga didokumentasikan oleh Amnesty Internasional pada tahun 2004. Amir diisolasi selama 8 bulan di dalam ruangan tersebut. Ia menceritakan bahwa setelah beberapa bulan disana, ia mulai kesulitan mengingat wajah ayah dan ibunya. Bahkan ia merasa bukan manusia normal lagi setelah dilepas dari ruangan itu.

Semuanya serba putih tak ada warna lain. Sangat sulit untuk bisa sembuhdari efek White Torture ini. Orang yang sudah mencicipi ruangan ini selama beberapa bulan umumnya tidak akan bisa kembali normal lagi. Akan ada rasa takut dan trauma berlebih terhadap warna putih. Penderitaan psikologis paling nyata akan terjadi saat tahanan dilepaskan kembali ke dunia nyata yang penuh warna setelah dalam waktu yang cukup lama kehilangan sensori.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *